Kamis, 08 September 2011

Dosa Dalam Perspektif Surat (Kitab) Roma

Paulus, menulis sedikitnya 13 surat yang termasuk dalam 27 kitab kanonik Alkitab Perjanjian Baru. Kitab-kitab kanonik adalah kitab-kitab yang diterima luas oleh Gereja sebagai kitab-kitab yang otentik dan berotoritas*. Dan, jelas bahwa surat Roma ini merupakan surat Paulus yang susunan teologisnya paling sistematis, bahkan sering dikatakan oleh para ahli sebagai ringkasan pandangan teologis Paulus yang terlengkap dan paling berpengaruh, bahkan bisa dikatakan sebagai Injil singkat. Untuk memahami maksud ini, beberapa link bisa dilihat: KLIK DI SINI dan atau KLIK DI SINI. Artinya, dengan memahami uraian Paulus di dalam surat ini, kita dapat lebih memahami konsep-konsep Paulus menyangkut beberapa terminologi penting yang kadang disalahpahami oleh beberapa kalangan. Namun dalam artikel saya kali ini, saya ingin memfokuskan diri pada satu terminologi utama, yaitu DOSA yang tentu saja berhubungan dengan terminologi lainnya seperti Hukum Taurat, Kedagingan, dan Kasih Karunia.
* Bahasan tentang ini disertakan dalam artikel lain.
___________________________________________________________________________

Memikirkan muatan artikel ini berdasarkan judulnya, memberi gambaran suatu uraian panjang lebar menyangkut topiknya, yaitu DOSA, dalam batasan ‘perspektif’ surat Roma yang ditulis oleh Paulus itu. Karena itu, artikel ini terutama difokuskan untuk menunjukkan APA DOSA ITU dalam perspektif Surat Paulus kepada Jemaat di Kota Roma (Kitab Roma).




Apakah Dosa Itu?

Dalam suratnya kali ini, Paulus dengan jelas memfokuskan perhatian pembacanya kepada dua sifat rangkap dari DOSA, yaitu:
  1. Dosa sebagai pelanggaran pribadi, yaitu perbuatan yang melanggar hukum Allah; termasuk di dalamnya sikap hati, pikiran, dan sebagainya yang menentang kebenaran Allah (mis: 1:1-5:11), dan
  2. Prinsip dosa (Yun: he hamartia), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (5:12-8:39).
 ==> Seperti diketahui, bahwa manusia pada mulanya diciptakan baik; bahkan demikian dikatakan oleh Allah sendiri seperti yang bisa dibaca dalam Perjanjian Lama (Kej 1:26-28. Baca juga kisah penciptaan seluruhnya dalam Kej 1 untuk lebih memahami maksud 'baik' ini). Kebaikan yang dimaksud di sini ialah bahwa manusia diciptakan menurut Gambar dan Rupa-Nya (Kej 1:26); Dalam istilah Latin, sering disebut sebagai Imago Dei*, yang menunjukkan terutama sifat-sifat moral yang dimiliki manusia pada mula diciptakan (=sebelum pelanggaran manusia yang pertama kali). Jadi, pada mulanya, prinsip dosa di atas belum ada pada manusia pertama. Prinsip dosa inilah yang dimaksud Paulus dalam ayat berikut:

Rm 3:23 : Karena semua orang telah berbuat dosa (ἥμαρτον) dan telah kehilangan kemuliaan Allah;
ἥμαρτον : Hamarton, Aorist tense, melihat ke asal muasal dosa pada waktu lampau.

Melalui teks di atas, kita bisa melihat bahwa:
·         Semua manusia berada di bawah kuasa dosa. (Baca: 3:9. Bd. Rm 3:19; Pkh 7:20; Gal 3:22)
·         Tidak dibedakan kualitas pun kuantitas dosa orang perpribadi; bahwa secara naturnya, semua manusia terhisab ke dalam kutuk atau upah dosa yang dilakukan oleh Adam yang menjadikan semua manusia ‘berdosa’ di hadapan Allah. Apa yang tampak tidak adil dari peristiwa ‘polusi’ dosa Adam ini dijawab dengan kasih karunia Allah di dalam dan melalui iman kepada Kristus (Rm 3:24).

 *Sisip: Tentang Imago Dei, KLIK DI SINI


Jadi, khususnya dalam kitab Roma, dosa dapat dipahami dalam beberapa pengertian yang saling berkaitan satu sama lain yang olehnya dapat diberikan berbagai definisi atasnya. Namun semuanya tentu saja berbicara tentang hubungan manusia dengan Allah* (pahami juga maksud Daud: mis. Mzm 41:5 dan  51:6) yaitu hubungan yang telah rusak, terpisah, pun pemberontakan manusia melawan hirarki Allah sebagai yang adil-benar, kudus, dan sebagainya. Artinya dosa dapat dibicarakan menyangkut ketidakkudusan, yang tidak adil/benar, kuasa yang melawan Allah dan yang menindas kebenaran, hukum yang membinasakan, kedagingan, yang memperhamba manusia, pelanggaran terhadap hukum Allah (=Taurat),…bahkan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman (bd. 5:20, 6:12, 18, 22, 7:14, 23, 14:23, dab).

*DOSA sebagai hubungan manusia terhadap Allah, BISA DIBACA DI SINI


Untuk pertanyaan-pertanyaan seputar Mengapa dan Bagaimana dosa itu, memahami Apa dosa itu seperti dari uraian di atas, bisa membantu memikirkan jawaban yang dibutuhkan tersebut. Salah satu penekanan lain yang juga penting untuk memahami apa dosa itu berdasarkan surat Roma ini adalah:

Sifat dan Bentuk Dosa

Kata Yunani yang digunakan Paulus di sini untuk menyebutkan dosa;   αμαρτια, hamartia, kadang ditulis dalam bentuk tunggal dan juga jamak untuk suatu maksud tertentu. Bentuk jamak (mis. 1 Kor 15:3), dimaksudkannya lebih mengacu kepada perbuatan dosa. Sedangkan bentuk tunggal dipakainya untuk menjelaskan ‘kuasa’ dosa atau prinsip dosa yang disebutkan di atas. Pengertian dosa yang terakhir tersebut mengacu kepada sifat dan bentuk dosa, yaitu yang mengambil tempat di dalam hati dan atau daging manusia (bd. Rm 6:6, 7:8, dab), berkuasa, yang olehnya maut menjalar kepada semua orang tanpa terkecuali, yaitu dosa yang eksistensinya, termasuk di dalam ‘kosmos’, adalah akibat pelanggaran satu orang  alias manusia pertama (5:12, 14, 16, 17, dab). Dosa dalam pengertian ini jugalah yang dimaksudkan oleh rasul Paulus sebagai dosa yang menyebabkan manusia kehilangan kemuliaan Allah (3:23), yang dibedakan dengan pelanggaran langsung atas hukum Allah yang kemudian (=Hukum Taurat), yaitu dosa yang berkuasa mendatangkan maut atas semua orang sejak jaman Adam bahkan sebelum Hukum Taurat yang menyatakan kesalahan itu ada (5:13, 14, dab). Dari uraian singkat di atas tampak sifat umum dari dosa yang dimaksud, yaitu suatu sifat dosa yang tidak mengambil bentuk tertentu, bukan sebagai dosa secara pribadi, melainkan sebagai sebuah esensi dosa ‘universalis’ yang sesungguhnya tidak terlepas dari sifat-sifat dosa yang mengambil bentuk-bentuk tertentu seperti yang terlihat dari pelanggaran-pelanggaran seseorang terhadap hukum-hukum Allah.

Dosa ini memang tidak saja berbicara tentang dosa perseorangan, namun juga dapat dilihat secara kolektif, misalnya saja perzinahan yang melibatkan dua orang atau lebih. Namun perlu diperhatikan bahwa dosa adalah dosa, apakah itu pelanggaran terhadap Hukum Taurat ataupun dosa sebagai akibat dosa Adam, yang biasa disebut sebagai dosa warisan. Keduanya sama mendatangkan maut bagi mereka yang hidup dikuasai pun diperhamba olehnya (Bd. 6:1-12; Mat 7:21-23).
_____________________________________________________________________________





Dengan menyadari kenyataan di atas, satu-satunya solusi bagi pembebasan manusia dari dosa, menurut surat Roma, ialah kasih karunia Allah di dalam dan melalui Yesus Kristus. Pembebasan dari dosa yang diberikan cuma-cuma tersebut adalah tindakan aktif Allah bagi dan di dalam kehidupan setiap pribadi yang percaya kepada Kristus, yaitu suatu proses penyelamatan yang terus menerus sampai keselamatan itu menjadi nyata pada akhirnya, yaitu pada saat orang percaya menerima apa yang ‘secara teknis’ telah diperolehnya sekarang sebagai hasil pembenaran yang dilakukan Kristus baginya ketika bertemu muka dengan Dia, ketika setiap orang percaya telah menyelesaikan perjuangannya dalam mempertahankan pengharapan imannya tersebut hingga akhirnya dia menjadi sempurna sama seperti Dia yang telah memanggilnya dan beroleh apa yang telah dijanjikan kepadanya, yaitu hidup yang kekal.

Untuk lebih memahami kesimpulan akhir di atas, perlu membaca lanjutan pembahasan ini, yaitu Dosa Dan Hubungannya Dengan Beberapa Terminologi Alkitabiah Dalam Surat Roma. 

Salam Damai.






2 komentar: